Bahan Isolator Padat
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini dipergunakan
dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus
listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir
ke luar atau atara konduktor.
B. Bahan-bahan Isolator
Bahan - bahan yang bersifat isolator
ialah bahan - bahan yang bersipat menghambat arus listrik bila dihubungkan
dengan sumber tegangan. Bahan isolator terbagi atas bahan isolator yang cair,
gas dan padat. Contoh macam-macam bahan
isolator antara lain sebagai berikut :
·
Bahan isolasi cair
merupakan salah satu bahan listrik yang sering digunakan oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
mulai sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai bahan isolasi
cair dan melestarikan bahan-bahan anorganik maupun organik sebagai bahan
dasar pembuat bahan isolasi cair contohnya adalah minyak transformator dll.
·
Bahan
isolator gas adalah bahan penyekat yang berbentuk gas yang mana contohnya
adalah udara, hydrogen dll.
·
Bahan
isolator padat adalah bahan isolator yang di bentuk dari bahan yang padat, yang
mana bahan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik contoh, karet, kayu,
kaca dll.
C. Sifat-sifat bahan Isolator
1) Sifat Kelistrikan isolator
Bahan
penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda
potensial atau untuk mencegah loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik
harus dibatasi sekecil-kecilnya (tidak melampui batas yang telah ditentukan
oleh peraturan yang berlaku).
2).
Sifat Mekanis isolator
Mengingat
luasnya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan kekuatan struktur
bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan,
maka kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih
kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas.
3). Sifat Termis isolator
Panas yang
ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet,
berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari
luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi,
maka penyekat yang digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus
dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan penyekat yang digunakan.
4). Sifat Kimia
isolator
Panas yang
tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan
bahan kimia . Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada di
sekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih
bahan penyekat yang tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain dapat
merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan
ciri bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk aplikasi
dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasar kelompoknya.
Pembagian kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut:
a). Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika,
dan sebagainya)
b). Bahan berserat (benang, kain, kertas,
prespon, kayu, dan sebagainya)
c). Gelas dan keramik
d). Plastic
e). Karet, bakelit, ebonit, dan
sebagainya
f). Bahan yang dipadatkan.
Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan
jenis yang tinggi, koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya
elektro-motoris termo yang kecil. Pada penggunaan yang membutuhkan daya tahan
panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang memiliki titik cair yang tinggi,
selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi tidak mudah dioksidir
sehingga menjadi berkarat.
D. Kenapa tidak dapat menghantarkan
arus listrik ?
karena dalam bahan yang bersifat
isolator seluruh lintasan elektronnya memiliki ikatan yang kuat dengan intinya
atau dengan kata lain pada bahan isolator tidak mempunyai elektron bebas
sehingga walau diberi tegangan listrik tidak akan membuat elektron - elektronnya
bergerak.
E. BAHAN
ISOLATOR PADAT
Karet
tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi terhadap bahan,
Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana Indonesia sendiri
menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut bahan bakunya, karet
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet
alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil penyadapan dari getah pohon
karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet buatan yang dibuat dari minyak
bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing,
kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya elastisitas dan
plastisitas yang baik, pengolahannya mudah, tidak mudah ausserta tidak mudah panas.Karet alam
biasanya digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap
berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya jarang
mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai
berikut, IIR, NBR, EPR, CR
F. Pembagian
bahan Isolator yang bersifat padat
1. Bahan Tambang
Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari
penggalian dalam tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu :
pualam, batu tulis, dll.) yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan bahan
yang dikehendaki. Beberapa macam bahan tambang tersebut antara lain :
·
Batu pualam, yaitu batu
kapur (CaCo3) atau dolomit merupakan bongkahan batu besar yang dipotong-potong
menjadi lempengan tebal dengan ukuran tertentu.
·
Asbes, yaitu bahan
berserat, tidak kuat dan mudah putus, dan sebenarnya kuat baik digunakan untuk isolator listrik..
·
Mika, yaitu mempunyai
sifat-sifat teknis yang baik, sehingga banyak digunakan sebagai bahan isolator.
·
Mikanit, yaitu Mika
yang telah mendapat perubahan bentuk maupun susunan bahannya sesuai kebutuhan.
Tujuan melapis mika dan terkadang dengan tambahan kain, kertas atau pita adalah
untuk memperoleh tebal yang dikehendaki agar dapat mempertinggi daya sekat
listrik, dan untuk menanbah kekuatan mekanis agar tidak retak jika digulung
atau dilipat.
·
Mikafolium, yaitu sejenis
mikanit dan sebagai bahan menggunakan mika yang ditaburkan di atas lapisan
kertas tipis dengan perekat pernis dan bahan sintetis lain. Mikafolium mudah
dibengkokan dengan cara pemanasan, dan bahan ini digunakan sebagai isolator
untuk pembungkus kawat atau batang lilitan pada mesin-mesin listrik tegangan
tinggi.
·
Mikalek, yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai bahan
dasar, bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah perekat pernis kemudian dicetak.
Pengepresan cetakan membutuhkan suhu yang tinggi untuk dapat melunakan gelas,
sehingga bahan ini mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
·
Batu tulis, yaitu merupakan
bahan isolator dengan bentuk berlapis -lapis dan mudah dibelah-belah dengan
pahat atau martil. Batu tulis ini tidak dapat digosok halus seperti pualam,
mempunyai mekanis kuat sebagai isolator, tetapi kurang menarik dan dapat
menyerap air. Walaupun lebih tahan terhadap asam dan panas tetapi bahan ini
sudah jarang dipakai.
·
Phlogopite, yaitu batu ambar
mika yang mengandung kalium, silikat magnesium aluminium yang berasal dari
kanada dan madagaskar. Sedangkan Muscivite
adalah mika putih yang mengandung kalium, silikat aluminium yang
merupakan salah satu bahan isolator terbaik karena lebih kuat, lebih keras,
lebih fleksibel daripada Phlogopite dan juga tahan terhadap asam dan zat
alkali.
2.
Bahan Berserat
Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal
dari tiga macam, yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis).
Sebenarnya bahan ini kurang baik sebagai bahan isolator listrik karena sifatnya
sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat merusak isolator yang
menyebabkan daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain seperti :
bahan berlimpah sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan
fleksibel; dan dengan disusun berlapis lapis dan dicampur dengan zat-zat
tertentu untuk meningkatkan daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas,
sehingga bahan berserat ini banyak dipakai sebagai isolator listrik.
Beberapa bahan
yang termasuk bahan berserat, antara lain :
·
Benang
Benang
merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang berserat cukup
panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih dahulu. Dari
kumpulan benang ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang selanjutnya
disebut dengan tekstil. Dalam bidang kelistrikan banyak digunakan sebagai
isolator kawat. Pemakaian benang banyak dipakai untuk isolator kawat halus
yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat seperti pengukuran
listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan plastik, gelas,
dan sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
·
Tekstil
Dengan menenun
benang menjadi tekstil (pita dan kain dengan berbagai macam corak, ukuran dan
kualitas) maksudnya adalah untuk memperoleh isolator yang lebih baik, yaitu
pertama lebih kuat, dan kedua dalam beberapa hal mempermudah teknis pelaksanaan
(membalut lilitan isolator kawat). Selain tekstil dari kapas, ada juga dari
serat yumbuh-yumbuhan yang dikenal dengan nama lena (linnen). Bahan ini lebih kuat daripada kertas. Pada tekstil
ini ada yang terbuat dari bahan tiruan (sintetis), dimana bahan ini
digunakan dalam bidang kelistrikan sebagai isolator kawat-kawat lilitan mesin
listrik, pengikat, dan sebagainya. Karena sifat tekstil ini dapat menyerap
cairan, maka untuk memperbaiki daya sekatnya dilapisi atau dicelup ke dalam
cairan lak isolator.
·
Kertas
Bahan dasar
kertas adalah selulosa, dimana bahan ini adalah zat sel tumbuh-tumbuhan yang
terdapat antara kulit dan batangnya. Selulosa ini berserat, fleksibel, lunak
dan menyerap air, sedangkan bahan pembuat kertasnya diambil dari
kayu, merang, rami, majun (sisa bahan tekstil), dan lain-lain. Kertas yang
terlalu kering atau lembab, kekuatan isolatornya berkurang karena kertas sangat
menyerap cairan, sehingga untuk mengatasinya kertas dilapisi lak isolator.
Penggunaan kertas untuk isolator selain sebagai pembalut lilitan kawat dan
kumparan, juga untuk isolator kabel dan kondensator kertas. Untuk memenuhi
tebal yang diharapkan kertas dibuat berlapis -lapis.
·
Prespan
Prespan juga
sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya berbeda sifatsifatnya saja.
Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat sehingga kurang menyerap air.
Padat karena pembuatannya ditekan dengan tegangan tinggi sehingga lebih keras
dan lebih kuat, tetapi dapat dibengkokan dengan tidak retak-retak sehingga baik
sekali untuk isolator alur stator atau rotor mes in listrik, juga pada
transformator sebagai isolator lilitan dan kawatnya. Prespan ini di pasaran
berbentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran tebal antara 0,1 sampai 5 mm,
warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu. Karena daya menyerap air
masih ada, maka dalam pelaksanaannya selalu masih perlu dilapisi lak isolator.
·
Kayu
Pada
tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai isolator misalnya untuk
tiang listrik, karena terdapat dimana-mana dan harganya murah. Sekarang kayu
banyak terdesak oleh besi, beton, dan bahan sintetis. Kelebihan kayu adalah
kekuatan mekanisnya cukup tinggi tergantung dari macam dan kerasnya kayu,
tetapi kelemahannya adalah menyerap air, dapat rusak karena hama dan penyakit
serangga sehingga mudah rapuh. Supaya daya tahan lama, maka kayu harus
diawetkan lebih dahulu.
·
Fiber Pulkanisir
Proses
pembuatan bahan ini sebelum digulung pada silinder baja, kertas dilewatkan melalui
larutan chlorida seng (ZnCl2) yang panas. Tiap lapisan direkatkan dengan
perekat sampai mencapai tebal lapisan yang dikehendaki pada gulungan tersebut.
Pembersihan kembali zat chlorida seng dilakukan dengan air bersih, kemudian di
pres menjadi lembaran, papan, atau dibuat pipa dengan tebal antara 0,5 sampai
25 mm. Bahan ini kuat sekali, tetapi menyerap air sehingga sebelumnya dilapis
dahulu dengan parapin, minyak transformator atau zat lain serupa.
·
Kain Pernis
Bahan kain yang
telah dipernis sering disebut dengan cambric. Kelebihan bahan ini adalah
fleksibel, kekuatan mekanisnya tinggi sedangkan lapisan pernisnya merupakan
isolator listrik yang baik. Sehingga daya isolator semacam ini sangat luas
digunakan pada pekerjaan mesin listrik, peralatan, serta kabel listrik selain
dijadikan pita dan pembalut. Macam isolator ini dapat digunakan untuk suhu
sekitar 1000C, dengan bahan sintetis seperti polyester dan polyamid. Kain
pernisan dijual dalam gulungan dengan lebar kira-kira 1 yard dan panjang antara
45 yard sampai 90 yard.
·
Pita Isolator
Bahan ini
banyak digunakan dalam bidang instalasi listrik, yang merupakan pita isolator
dengan campuran karet dalam gulungan kecil antara 1 dan 5 cm lebar dan garis tengah
luar kira-kira 15 cm. Tebal pita kira-kira 0,25 mm. Sekarang banyak pita
perekat terbuat dari bahan sintetis kuat dan tidak menyerap air, tetapi tidak
untuk suhu yang tinggi.
3. Gelas dan Keramik
·
Gelas
Gelar merupakan
isolator yang baik untuk arus listrik, tetapi kekuatan mekanisnya kecil dan
sangat rapuh tidak seperti bahan keramik. Pemakaian dalam teknik listrik antara
lain untuk pembuatan bola lampu pijar, termometer-kontak (untuk mengontrol suhu
tertentu suatu tenpat seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. Untuk
hiasan penerangan listrik banyak dipakai ornamen kaca yang dibuat dari kaca
susu, kaca kabur (matglas) dan kaca opal, yang dalam perdagangan terdapat
bermacam-macam bahan gelas seperti gelas kristal, gelas kali, gelas natron, dan
gelas flint. Bahan baku pembuatan gelas adalah kuarsa dan kapur yang
dicairkan bersama-sama dengan bahan lainnya. Paduan kuarsa dengan oksida timbel
menghasilkan gelas kristal, bahan baku ditambah dengan potas menghasilkan gelas
kali, dan penambahan soda menghasilkan gelas natron. Pengerjaan bahan baku di
atas biasanya dipanaskan sampai + 20000C, sehingga menjadi encer dan baru
dikerjakan.
·
Keramik
Keramik didapat
dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan, kemudian dijadikan barang
keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik digunakan untuk isolator
loceng dan mantal. Keramik yang digunakan untuk keperluan teknik listrik harus
mempunyai daya sekat yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar
seperti porselin dan steatit. Bahan isolator dari porselin seperti: isolator
lonceng, isolator mantel, isolator cincin, isolator tegangan tinggi, sekering
pipa porselin, dan lain-lain. Sedangkan bahan isolator terbuat dari steatit,
antara lain: sakelar, kontak tusuk, manik-manik isolator kawat penghubung yang
dapat melentur (fleksibel) dan letaknya berdekatan dengan alat pemanas listrik,
untuk pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut, badan alat-alat
pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.
4. Plastik
Plastik merupakan paduan dari dua bahan
yaitu bahan perekat (seperti damar atau resin) dan bitumin dengan bahan pengisi
serbuk batu, serbuk kayu dan katun. Menurut paduannya, ada bermacam-macam bahan
plastik, diantaranya bakelit. Ada dua jenis plastik yang perlu kita
ketahui, yaitu:
·
Thermoplastik. Bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak, dan
pemanasan sampai mencair tidak merubah struktur kimiawi
·
Thermosetting plastik. Bahan ini setelah mengalami proses pencairan dan cicetak
menjadi barang akan mengalami perubahan struktur kimiawi, hingga tidak dapat
lunak lagi walaupun dipanaskan. Beberapa bahan pengisi paduan dalam pembuatan
plastik selain yang telah disebutkan di atas, antara lain : mika, alpha
selulosa, kain kapas, kertas, asbes, grafit, karbon, dan kanvas.
5. Bahan Dipadatkan
Bahan isolator yang dipadatkan mula-mula cair kemudian
dijadikan padat. Bahan ini banyak dipakai sebagai pelapis, pengisi, pemadatan
(inpregnasi) dan perekat bahan isolator padat. Beberapa bahan yang dipadatkan
antara lain: lilin dengan parafin; damar (gondorukem, arpus); bitumin;
bahan-bahan pelarut seperti: kerosin (minyak tanah), gasolin, spiritus putih,
bensin, methanol (methyl alkohol), ethanol (ethyl alkohol), aceton, minyak terpentin,
dll.; minyak pengering (minyak biji lena dan minyak Tung); pernis (pernis
minyak, pernis hitam, lak selulosa, pernis bakelit, pernis sirlak, pernis
gliptal); dan kompon (kompon bitumin, kompon kuarsa, dan kompon kabel).
6. Bahan Isolasi PVC
Polivinilklorida atau PVC adalah hasil polimerisasi dari
vinilklorida H2C = CHCl. Pada proses polimerisasi, ikatan ganda yang melekat
pada molekul vinilklorida diubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan yang bebas
kemudian mengikat molekul-molekul vinilklorida lain sehingga timbul
molekul-molekul makro panjang, yaitu PVC :
Pada suhu kamar
PVC ini keras dan rapuh, dan supaya dapat digunakan sebagai bahan isolasi
kabel, PVC harus dicampur dengan bahan pelunak (plasticiser). Bahan lunak yang
dicampur umumnya sebanyak 20 % hingga 40 % kadang-kadang bahkan lebih, dan
hasil campuran ini disebut kompon PVC. Untuk membedakan PVC yang belum dicampur
dinamakan damar PVC (PVC resin). Kompon PVC kabel ini harus digunakan bahan
pelunak dengan sifat-sifat listrik yang baik, tidak boleh menguap, dan tidak
boleh menjalarkan nyala api. Damar PVC sendiri walaupun dapat dibakar, tetapi
akan padam sendiri apabila sumber apinya disingkirkan. Berat jenis damar PVC
sekitar 1,4 tergantung jenis dan banyaknya bahan yang dicampurkan, sedangkan
berat jenis kompon PVC berkisar antara 1,25 – 1,55. Damar PVC memiliki
ketahanan cukup baik terhadap sejumlah besar bahan kimia lain, dan dengan
menggunakan bahan pelunak yang tepat dapat diciptakan kompon PVC yang tahan
terhadap bahan kimia tertentu. Salah satu kelemahan kompon PVC akibat digunakan
bahan pelunak adalah ketahanan terhadap tekanan, yaitu kalau ditekan cukup lama
dan cukup kuat kompon PVC tidak dapat pulih dan makin tinggi suhunya makin
kurang ketahanan terhadap tekanan tersebut. Umumnya kompon PVC hanya dapat
digunakan sampai suhu 700 C terus menerus. Tetapi dengan menggunakan bahan
pelunak khusus dapat dibuah sampai suhu lebih tinggi sampai 1050C.
7. Polietilen atau PE
Polietilen atau
PE adalah hasil polimerisasi dari etilen H2C = CH2, dengan sifat sifat listrik
lebih baik dari pada yang dimiliki PVC. Hanya PE lebih mudah terbakar. Kalau PE
dibakar, nyala apinya akan tetap menjalan, juga setelah sumber apinya
disingkirkan. Karena itu PE hampir tidak digunakan untuk kabel-kabel arus kuat,
kecuali XLPE (crosslinked polyethylene). Karena sifat PE yang baik pada
frekuensi tinggi, maka banyak digunakan untuk kabelkabel telekomunikasi.
Kelebihan PE dibanding PVC adalah tidak lebih mudah menyerap air, dan kalau
digunakan di tempat yang lembab atau basah, tahanan isolasi PVC akan lebih menurun dibandingkan dengan PE.
8. Karet, Ebonit dan Bakelit
·
Ebonit
Bahan dasar
ebonit adalah karet dan untuk mendapatkan kekerasan dicampur dengan belerang
dan bahan tambahan lainnya sekitar 30 sampai 50 % dengan melalui proses
vulkanisasi yang lama. Dalam perdagangan ebonit berbentuk lempeng, batang atau
pipa dengan bermacam-macam ukuran.
·
Bakelit
Bakelit adalah
bahan paduan secara kimia bermacam -macam zat yang pertama dibuat oleh
perusahaan Bakelit Co., yang kemudian dibuat oleh perusahaan lain dengan nama
sendiri-sendiri, seperti perusahaan Philips dari Belanda dengan nama philite,
perusahaan Hasemeir dengan nama hajalite yang dikenal dengan nama bakelit.
·
Karet
Karet merupakan
bahan penting untuk isolator dalam teknik listrik yang terbuat dari getah
bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya : Hevea Braziliensis yang
menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi. Proses penyampuran karet
kasar dengan belerang dan bahan tambahan lainnya dibeut vulkanisasi.
Untuk mendapatkan vulkanisasi yang baik dengan cara pemanasan uap, karena
tekanan uap dpat mencegah terjadinya pori dalam masa yang divulkanisir, sedang
pemanasannya dapat berjalan teratur. Bahan perekat untuk kulit, karet dan sebagainya
dapat dibuat dari karet kasar dicampur dengan bensin atau bensol. Karet kasar
juga merupakan bahan untuk pembuatan pita isolator (dibuat dari bahan katun,
dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk memberi gaya perekat pada pita
tersebut. Pita isolator ini dapat dipakai untuk menyekat tempat sambungan
kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta dalam industri mobil. Dalam
teknik listrik karet sebagai isolator hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas
pemasangan instakasi kistrik, dll.
G.
Kegagalan isolasi
padat
1. Kegagalan asasi (intrinsik) terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada
lapisan dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan
disebabkan karena medan listrik yang tinggi di mana elektron mendapat energi
dari tegangan luar sehingga melintasi celah yang terlarang sampai ke lapisan
konduksi. Sifat kegagaln ini adalah :
·
Terjadi pada
suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan kegagalan tidak
bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang diterapkan dan terjadi pada
waktu yang singkat.
·
Kegagalan
bergantung pada bentuk, besar dari spesimen dan bentuk dari kegagalan.
2. Kegagalan
elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh adanya perbedaan
polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat sehingga timbul
tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang terjadi menimbulkan tekanan mekanik
yang menyebabkan timbulnya tarik menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada
tegangan 106 volt/cm menimbulkan tekanan mekanik
2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan mekanis ini
berupa gaya yang bekerja pada zat padat berhubungan dengan Modulus Young.
3. Kegagalan
Streamer
Untuk mendapatkan kegagalan streamer,
ujung katoda haru dimasukkan dalam isolasi yang akan diuji. Bila elektroda
ditempatkan pada permukaan bahan isolasi maka elektron dari katoda akan
menembus ke anoda melewati dua medium, yaitu medium udara diperbatasan dan
langsung melewati dielektrik. Karena permitivitas udara lebih kecil dari
elektrik, kegagalan ini terjadi lebih awal daripada dielektrik. Kegagalan
dielektrik tidak berbentuk discharge tunggal tapi berbentuk pohon yang
bercabang yang dinamakan “linchtenberger tree” di mana proses terjadinya
sangat singkat ( detik hingga beberapa menit ).
4. Kegagalan
Termal
Umumnya terjadi karena panas disebabkan
kerugian dielektrik. Panas sebagaian dipakai untuk menaikkkan suhu dari bahan
dielekrik dan sebagian hilang di udara. Kenaikan suhu menyebabkan konduktivitas
naik. Kriterianya adalah sebgai berikut:
·
Terjadi pada suhu tinggi
·
Kekuatan medan pada waktu terjadinya
kegagalan tergantung pada bentuk dan besarnya isolasi
·
Waktu yang diperlukan untuk kegagalan
adalah dalam milidetik
·
Pada medan bolak balik harga tegangan
gagal lebih kecil dari medan yang tetap karena kerugian daya bertambah
·
Pada medan bolak-balik, panas yang
terjadi adalah
·
Pada medan arus searah, panas yang
terjadi adalah
5. Kegagalan Erosi
Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan alat
lainnya kadang-kadang tidak sempurna, sehingga sering terdapat rongga dalam
isolasi. Rongga ini berisi udara atau benda lain, yang mempunyai kekuatan medan
atau kekuatan dielektrik yang berbeda dengan kekuatan dielektrik dari bahan
isolasi. Bila rongga berisi udara maka akan terdapat konsentrasi medan listrik.
Karena itu, pada nilai tegangan normal kekuatan medan pada rongga dapat
bernilai melebihi kekuatan kegagalan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan. Kekuatan medan dalam reongga ditentukan oleh perbandingan dari
permitivitas dan bentuk rongga. Pada setiap pelepasan muatan terjadilah panas,
dan lama kelamaan muka dari rongga akan terjadi karbonisasi dan dapat merusak
susunan kimia isolasi dan terjadinya erosi. Mason dan Krueger melakukan
percobaan pada suatu spesimen berbentuk persegi panjang. Benda dibagi menjadi
dua bagian, yaitu bagian yang terdapat rongga dan bagian yang tidak rongga.( Pawiloi,
Asrul. 2010. P. 6-9 )
Kegagalan yang terjadi pada praktek :
1.
Kegagalan
Kimia dan Elektro Kimia
Kehadiran udara
dan gas lainnya menyebabkan bahan isolasi padat mangalami perubahan struktur
secara kimiawi yang dapat berlanjut pada tekanan listrik secara terus menerus
yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan isolasi. Beberapa reaksi kimia penting
yang terjadi adalah :
·
Oksidasi
: Kehadiran udara atau oksigen, pada
material padat seperti karet dan polyethilene mengalami oksidasi yang dapat
meyebabkan keretakan pada permukaan isolator.
·
Hidrolisis : Ketika uap air dan embun muncul
di atas permukaan suatu material padat, maka hidrolisis akan terjadi dan
material tersebut dan menyebabkan material akan kehilangan atau berkurang sifat
listrik maupun sifat mekanisnya. Hidrolisis biasanya terjadi pada material
padat seperti kertas, kain dan beberapa material seluler akan mengalami
perubahan sifat kimiawi yang sangat cepat. Perubahan kimia (hidrolisis)
juga terjadi pada material padat lainnya seperti plastik (polyethilene)
yang menyebabkan penurunan umur pakai dari material tersebut (aging).
·
Aksi Kimiawi. Meskipun
tidak terdapat medan listrik yang tinggi, namun peningkatan penurunan sifat
kimia pada material isolasi dapat menyebabkan terjadinya berbagai proses
material isolasi dapat menyebabkan terjadinya berbagai proses ketidakstabilan
kimiawi karena adanya temperatur yang tinggi, oksidasi maupun terbentuknya
ozon. Meskipun material isolasi padat digunakan pada berbagai kepentingan
penggunaan dan kondisi yang berbeda, reaksi kimia akan terjadi pada berbagai
material yang dapat mandorong terjadinya penurunan sifat listrik maupun sifat
mekanis yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kegagalan isolasi.
Efek elektro-kimia dan penurunan sifat kimia material dapat
diperkecil dengan cara mengkaji lebih mendalam dan melakukan pengujian material
secara lebih berhati-hati. Isolatornya yang terbuat dari bahan glass (campuran
sodium) harus dihindarkan dari keadaan udara lembab dan basah, sebab sodium
dapat menyebabkan keadaan menjadi tidak stabil, sehingga soda yang dilepaskan ke
permukaan akan menimbulkan pembentukan suatu alkali kuat yang akan menyebabkan
penurunan sifat material secara menyeluruh.
2.
Kegagalan Tracking
dan Treeing
Jika suatu bahan isolasi padat diterapkan tekanan listrik
dalam jangka waktu yang lama maka akan mengalami kegagalan. Secara umum,
terdapat dua gejala yang dapat diamati pada material tersebut, yaitu: (a)
Adanya bagian konduksi pada permukaan isolator. (b) Suatu mekanisme yang
bekerja yang menyebabkan arus bocor melalui bagian konduksi yang pada akhirnya
mendorong ke arah pembentukan suatu percikan (discharge). Percikan yang
terjadi akan menyebar selama proses penjejakan karbon (tracking) dan
membentuk cabang-cabang yang menyerupai pohon (pepohonan) yang dikenal
dengan istilah “treeting”.
Fenomena pepohonan listrik (treeing) dapat
dijelaskan dengan menggunakan sebuah spesimen (conducting film) yang
diletakkan di antara dua elektroda. Dalam prakteknya, spesimen tersebut
diberikan suatu cairan pelembab kemudian diterapkan tegangan, dan dalam waktu
tertentu pada permukaan spesimen akan mengalami kekeringan. Pada saat yang sama
terjadi percikan yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan material. Pada
material padat seperti kertas, akan terbentuk karbonisasi di daerah terjadinya
percikan api, dan selanjutnya karbonisasi yang terbentuk akan bertindak sebagai
saluran konduksi permanen yang kemudiannya dapat meningkatkan tekanan yang
berlebihan. Proses ini adalah merupakan proses kumulatif, dan isolator
mengalami kegagalan akibat terjadinya jembatan karbon diantara elektroda.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “tracking”.
Pada sisi yang lain, treeing terjadi karena erosi dari
material pada ujung percikan. Erosi mengakibatkan permukaan menjadi kasar, dan
oleh sebab itu dapat menjadi sumber pengotoran dan pencemaran. Kejadian ini
akan meningkatkan konduktivitas, dan pada sisi yang lain akan membentuk
jembatan antara bagian konduksi tadi dengan elektroda yang selanjutnya
mengakibatkan kegagalan mekanik (keretakan ) pada bahan isolator.
Umumnya, tracking terjadi pada tegangan yang
rendah yaitu sekitar 100 V, sedang treeing terjadi pada tegangan tinggi.
Treeing dapat dicegah melalui usaha membersihkan permukaan material,
menciptakan keadaan kering, dan pada permukaan yang halus (yang tidak terjadi
kekasaran permukaan). Oleh karena itu pemilihan material harus didasarkan pada
material yang mempunyai resistansi yang tinggi terhadap fenomena “treeing”.
Sumber :
http://kekegibs.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
M. Wira Bakti Santosa
JL. Perintis Kemerdekaan No. 1A, Kediri
Jawa Timur (Indonesia) +62857366636845
Mahasiswa Universitas Gajayana Malang (UNIGA)
Sumber :
http://kekegibs.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
M. Wira Bakti Santosa
JL. Perintis Kemerdekaan No. 1A, Kediri
Jawa Timur (Indonesia) +62857366636845
Mahasiswa Universitas Gajayana Malang (UNIGA)